Pintu Darurat Pernikahan

“Lewat baik buruknya, pernikahan akan membawa kita pada perjalanan yang paling enggak masuk akal. Jika pintu darurat adalah opsi terakhir yang ditemui, maka perceraian akan mengajari kita cara merangkai luka dengan ikhlas. Menjadi ibu dan menjanda akan menyadarkan kita bahwa di antara malam-malam penuh kepahitan dan keraguan, Tuhan telah menyematkan baja ke dalam nadi dan membawa langkah kita menuju terang.”
—
Pintu Darurat Pernikahan merupakan sepenggal kisah yang berusaha menguraikan beberapa sisi pernikahan & norma sosial yang mengerdilkan nilai perempuan, mengajarkan bahwa pernikahan toxic itu benar ada dan perceraian selalu bisa jadi solusi terakhir. Bahwa kehidupan pasca cerai itu melelahkan namun menjadi ibu yang menjanda seperti memiliki kekuatan supernatural.

Buku ini awalnya merupakan muntahan amarah dan upaya melanggengkan benci terhadap suami-suami yang gak becus menjalankan perannya. Namun seiring tulisan ini dibuat, saya sadar perceraian bukan lagi perihal marah-marah dan meratapi nasib dengan penuh kecewa, melainkan upaya membangun kembali hidup dan menjadi janda yang berdaulat.